DEKANDIDAT.ID – Gara-gara Indonesia batal menggelar Piala Dunia U20, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, anjlok. Demikian salah satu hasil survei terkini Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis Jumat (19/5) siang, di Rawamangun, Jakarta Timur.
“Elektabilitas Ganjar Pranowo terus mengalami tren penurunan dalam dua bulan terakhir. Ada tiga faktor yang menyebabkan elektabilitas bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini turun. Yang paling utama adalah karena gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023,” tegas Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby.
Adjie menyatakan, Ganjar yang biasanya bertengger di nomor urut pertama dalam survei elektabilitas, kini disalip oleh pesaingnya, Prabowo Subianto.
Dalam survei terbaru LSI, elektabilitas Prabowo menyentuh angka 33,9 persen, Ganjar 31,9 persen, dan Anies Baswedan 20,8 persen. Sisanya, 13,4 persen, tidak menjawab.
“Dalam satu tahun ini untuk pertama kalinya dukungan terhadap Ganjar menurun. Sebelumnya, trennya selalu naik, tapi dua bulan ini mengalami penurunan,” ujar Adjie.
Survei LSI dilakukan 3-14 Mei 2023 dengan mewawancarai 1.200 responden. Pemilihan responden dilakukan dengan metode acak bertingkat. Margin of error dari survei ini diklaim mencapai kurang lebih 2,9 persen.
“Ganjar sebelumnya selalu menunjukkan tren positif. Sebagai contoh, menurut dia, elektabilitas Ganjar berada di angka 27,9 persen pada Mei 2022 kemudian naik menjadi 31,3 persen pada September 2022 dan terus naik menjadi 37,8 persen dan pada Januari 2023.”
Elektabilitas Ganjar, konsisten naik sejak awal tahun ini, meninggalkan Prabowo di urutan kedua dan semakin jauh meninggalkan Anies Baswedan yang cenderung stagnan sepanjang tahun.
Namun pada Mei 2023, elektabilitas Ganjar merosot ke angka 31,9 persen dan elektabilitas Prabowo naik menjadikan 33,9 persen, lalu Anies 20,8 persen.
“Tiga alasan yang melemahkan dukungan Ganjar menurun. Pertama efek negatif batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20,” kata Adjie.
Ia menyebut dalam survei LSI sebanyak 80 persen masyarakat mengetahui Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-20. Saat dinyatakan batal, jumlah masyarakat yang kecewa mencapai 72 persen. Dalam survei LSI, 14,4 persen masyarakat menyatakan Ganjar sebagai tokoh yang bertanggung jawab dari pembatalan itu.
Petugas Partai
“Faktor kedua, Ganjar dianggap bukan sosok yang memiliki kepemimpinan yang kuat. Status Ganjar yang dideklarasikan sebagai petugas partai membuat sosok Gubernur Jawa Tengah itu tidak kuat. Ini membuat Ganjar tidak kuat karena keputusan Ganjar harus meminta surat tugas ke Ketum Partai. Bahkan ada presespsi yang menyebut Ganjar boneka partai,” jelasnya.
Salah satu yang menguatkan cap petugas partai tersebut, saat Ganjar mengakui keputusannya menolak Timnas Israel ke Indonesia merupakan garis partai. Hal ini membuat masyarakat berpikir setiap keputusan Ganjar nantinya harus melalui persetujuan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.
Ganjar dinilai buruk dalam menangani masalah kemiskinan di Jawa Tengah
Faktor ketiga, Ganjar dinilai masyarakat di daerahnya, Provinsi Jawa Tengah, gagal menangani masalah kemiskinan.
“Ketiga buruknya kinerja Ganjar tangani kemiskinan. Ganjar dinilai gagal dalam menangani kemiskinan. Ini menurut data BPS, Jateng menjadi provinsi kedua termiskin di Indonesia. Bahkan rata-rata kemiskinan Jateng di atas rata-rata kemiskinan nasional,” tukasnya.
Padahal menurut Adjie, penanganan kemiskinan merupakan isu penting dan prioritas. Sehingga sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar Pranowo dianggap gagal menangani isu kemiskinan.