DEKANDIDAT.ID – Meskipun dalam Sirekap KPU, perolehan suara yang diraih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sempat menyentuh 3,17 persen, namun Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) meyakini parpol yang kini dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, tak akan lolos ke Senayan.
“Saya meyakini PSI tak akan lolos. Kalau nantinya PSI lolos pasti ada yang keliru. Bisa dua kemungkinan yang keliru, lembaga survei atau KPU. Kita siap diaudit kalau ada kesalahan. Tapi kalau KPU yang keliru, penyelesaiannya melalui MK (Mahkamah Konstitusi),” ujar Ketua Umum Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), Sunarto Ciptoharjono, Jumat (8/3), di Jakarta.
Berdasarkan hasil quick count begitu banyak lembaga survei, raihan suara PSI hanya 2,7 persen. Namun melalui Sirekap KPU, suara PSI melonjak tajam, mencapai 3,17 persen, hanya dalam hitungan jam. KPU pun hingga kini mematikan aplikasi Sirekap.
Kalau pun suara PSI naik, maksimal hanya menjadi 3,7 persen, karena margin of error hanya 1 persen. “PSI tetap bisa lolos ke Senayan, karena ambang batas Parliamentary Threshold adalah 4 persen. Tapi kalau PSI tetap lolos, pasti ada yang keliru,” jelasnya.
AROPI menjawab permasalahan kenaikan suara PSI yang hingga kini masih ramai menjadi perbincangan publik saat menggelar konperensi pers bertajuk ‘Kepercayaan Publik Terhadap Lembaga Survei Meningkat’, di Hotel Aryadhuta, Jakarta.
Pada kesempatan tersebut Sunarto mengatakan, lebih dari 17 pemimpin negara telah memberikan ucapan selamat kepada Prabowo sebagai pemenang Pilpres, meskipun hasil resmi belum diumumkan oleh KPU.
“Ada 17 pemimpin negara sudah memberikan ucapan selamat, seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Australia. Fenomena ini salah satu indikator bahwa lembaga survei semakin dipercaya sebagai rujukan publik,” lanjutnya.
Untuk memastikan kepercayaan lembaga survei, AROPI sebagai asosiasi tertua yang membawahi para pollster di Indonesia, telah melakukan survei lapangan dari 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
Survei dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan jumlah responden 1.200 orang dan Margin of Error 2,9 persen ini menanyakan secara khusus tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga survei.
Dari hasil survei tersebut, terungkap 75,4 persen responden sangat percaya/cukup percaya terhadap Lembaga survei. Sebanyak 22,5 persen menyatakan menyatakan kurang percaya/tidak percaya sama sekali terhadap Lembaga survei.
“Sebanyak 2,1 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab,” paparnya.
Apabila dibandingkan dengan survei yang sama yang dilakukan di Pemilu 2019, tingkat kepercayaan terhadap lembaga survei naik sebesar 7,6 persen.
Pada bulan Maret 2019, responden yang sangat percaya/cukup percaya terhadap lembaga survei hanta 67,8 persen. Sedangkan yang menyatakan kurang percaya/tidak percaya sama sekali sebesar 29,0 persen. Selebihnya tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara itu, ditemukan hasil bahwa pemilih Prabowo-Gibran adalah pemilih yang lebih percaya terhadap Lembaga survei sebesar 87 persen, disusul pemilih Ganjar-Mahfud sebesar 69,3 persen dan pemilih Anies-Muhaimin sebesar 59 persen.
LSI Denny JA Paling Dikenal
Survei juga menanyakan lembaga survei mana yang paling banyak dikenal. Dari pertanyaan itu, terungkap bahwa Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA paling dikenal dengan 52,4 persen, disusul Indikator Politik sebesar 11,5 persen, Indobarometer 7,6 persen, Polltracking 6,1 persen dan SMRC sebesar 4 persen.
“Dari aneka Lembaga survei yang ada, LSI Denny JA yang paling dikenal karena memang lembaga ini yang paling banyak melakukan publikasi hasil survei,” sebutnya.
AROPI, lanjutnya, sebagai asosiasi Lembaga Survei juga memberi panduan di tengah banyaknya lembaga survei abal-abal yang muncul di setiap Pemilu.
“Cara mengeceknya cukup melihat jejaknya, apakah lembaga itu sudah hadir dan akurat di periode waktu sebelumnya,” tandasnya.