DEKANDIDAT.COM – PDIP lebih memilih jalan berbeda dengan Sejumlah partai seperti Golkar, PKB, dan PAN yang telah lebih dulu mengusulkan dan menyatakan mendukung penundaan Pemilu. Apakah wacana penundaan ini punya efek elektoral?
Jika wacana ini meluas serta menggangu sisi rasionalitas publik maka tentu punya dampak. Usulan ini bertentangan dengan logika publik yang selalu dituntut untuk taat terhadap konstitusi, sementara elit partai sendiri tidak taat.
Akan terjadi defisit dukungan ke partai terutama pada pemilih rasional Partai Golkar, PKB, dan PAN. Pemilih tentu akan cenderung memilih partai politik yang patuh dan taat terhadap konstitusi, apalagi penundaan pemilu tidak memiliki alasan yang kuat. Dengan konstitusi saja tidak taat apalagi mau memperjuangkan aspirasi kita. Begitu kira-kira yang ada dalam benak publik.
The ruling party PDIP sendiri meski menyatakan tidak mendukung wacana penundaan Pemilu tetapi harus diingat Presiden Jokowi adalah kader PDIP dan petugas partai. Asosiasi PDIP dan Jokowi begitu kuat. Dalam potret survei kepuasan terhadap Jokowi berdempak pada elektabilitas PDIP.
Untuk itu sepanjang Presiden Jokowi belum tegas menyatakan dan meminta Partai ataupun bawahannya di kabinet menghentikan wacana yang membuat gaduh maka boleh jadi akan menimbulkan distrust dan berdampak pada elektabilitas PDIP.
Jika selama ini kader PDIP yang memiliki jabatan politik di pemerintahan adalah sebagai petugas partai, maka seyogyanya jembatan komunikasi menjadi mudah antara PDIP dan Presiden Jokowi, terkecuali jembatan itu rusak tentu komunikasi itu terputus.
Saya melihat agar PDIP bisa membuat sejarah hat trick Menang Pemilu Legislatif dan Pilpres maka inilah saatnya di Pemilu 2024. Kuncinya ada pada PDIP dan Presiden Jokowi sendiri.
(Barkah Pattimahu, Sinergi Data Indonesia)