LSI: Jumlah Pemilih yang Pro Syariat Islam Terus Bertambah

  • Bagikan
Peneliti Senior LSI Denny JA, Ade Mulyana didampingi moderator Fitri Hari.

DEKANDIDAT.ID – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei terkini bertajuk ‘Partai Politik dan Pertumbuhan Pro-Syariat Islam’. Salah satu hasil surveinya menyebutkan pertumbuhan pemilih yang pro syariat Islam yang kini mencapai 12,5 persen.

“Ditemukan 12,5 persen pemilih yang pro-syariat Islam, sementara 77,8 persen responden yang tidak setuju dengan pro-syariat Islam,” jelas Peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana, Selasa (1/10) siang, di Gedung Rajawali, Rawamangun, Jakarta.

Ade mengeklaim, pada 2017, publik yang pro syariat Islam mencapai 9,3 persen. Sedangkan pada 2012, publik yang pro syariat Islam baru mencapai 5,6 persen.

Ade mengatakan sebetulnya kenaikan pendukung pro-syariat Islam yang kini di 2022 menjadi 12,5 persen ini bukan satu hal yang berbahaya. Karena di negara demokrasi sebesar Indonesia pasti ada saja mereka yang menginginkan adanya satu bentuk pemerintahan negara Islam. Namun menurut dia, angka pertumbuhan tersebut perlu dicermati.

Sementara itu tingginya publik di perkotaan yang pro syariat Islam, terjadi karena mendapat hasutan yang jauh lebih banyak dibandingkan publik di pedesaan.

“Mereka juga bersikap seperti itu, pro syariat Islam, karena terpaan ekonomi sebagai warga perkotaan.”

Menurut Ade, ada dua partai politik, yakni PKS dan PPP yang pemilihnya banyak pro-syariat Islam. Kader PKS yang pro syariat Islam mencapai 18 persen, sedangkan PPP sebanyak 14 persen.

Ia memaparkan dari tingkat pendidikan semakin rendah pendidikan, maka semakin tinggi suara pro-syariat Islam. Begitu juga dengan tingkat pendapatan, semakin rendah pendapatan, terlihat semakin pro-syariat Islam.

“Dimana 17,8 persen mereka yang di kota lebih pro-syariat Islam, sementara di desa 10,4 persen,” tegasnya.

“Kesimpulannya, terjadi peningkatan-peningkatan di kalangan publik yang inginkan mendirikan Negara Islam. Nah ini yang menjadi warning bagi kita semua. Semoga nanti pada saat kontestasi atau pemilu dan pilpres, komoditas isu-isu agama seperti ini tidak diangkat seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Ade.

LSI Denny JA melakukan survei terhadap 1.200 responden dengan teknik pengumpulan data, wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error 2,9 persen dan waktu pengumpulan data dari 11 September 2022 hingga 20 September 2022.

 

Total Views: 66 ,
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *