DEKANDIDAT.DI – Karena harga pembalut yang begitu mahal, perempuan di Lebanon terpaksa menggunakan handuk atau potongan kain. Kesulitan membeli pembalut terjadi akibat krisis ekonomi parah yang melanda negara tersebut.
Dikutip dari Global Times, Jumat (9/7), harga pembalut di Lebanon yang sebagian besar impor mengalami kenaikan hingga 500%, sejak dimulainya krisis ekonomi yang disebut Bank Dunia sebagai salah satu yang terburuk di dunia sejak tahun 1850-an.
Pada 2019, satu paket pembalut dibanderol 3.000-4.000 pound Lebanon atau sekitar Rp 28.860 hingga Rp 38.480 (kurs Rp 9,62). Kini, harga pembalut yang sama sudah mencapai 13.000 pound atau sekitar Rp 125.000, bahkan dilaporkan ada yang dibanderol 32.000 pound (Rp 307.000).
Sherine, salah satu perempuan di Libanon, setiap bulan terpaksa membuat pembalut sendiri dari popok bayi atau kain lap.
“Saat ini, saya menggunakan handuk dan potongan kain. Saya memilih untuk mendahulukan putri saya. Saya lebih suka membeli susunya. Sedangkan saya, saya bisa melakukannya,” ujarnya dengan raut muka sedih.