DEKANDIDAT.ID – Mengandalkan sebagian besar atet bola tangan indoor, Pengurus Besar Asosiasi Bola Tangan Indonesia (PB ABTI) siap berlaga di Southeast Asian Beach Handball Championship, 15-19 November mendatang, di Bangkok, Thailand.
“Menghadapi Southeast Asian Beach Handball Championship 2022 di Bangkok, Thailand, November mendatang, persiapan kami sangat sempit. Atlet yang diberangkatkan juga sebagian besar atet bola tangan indoor yang ditempa di kawasan Sentul Jabar. Namun kita tak mau menyia-nyiakan even ini,” ujar Ketua Umum PB ABTI, Zulfydar Zaidar Mochtar, S.E., M.M., saat menyaksikan Jakarta Handball Festival di GOR Remaja, Jakarta Utara, Jumat (28/10) siang.
“Dengan persiapan yang minim, karena keterbatasan anggaran, tim bola tangan Indonesia akan bertolak ke Thailand 13 November 2022 di bawah asuhan pelatih Abdul Kadir.”
Dia menambahkan, Kejuaraan Bola Tangan Asean kali ini diikuti oleh lima negara, yakni Singapura, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan tuan rumah ThailandEven ini dimanfaatkan oleh PB ABTI sebagai ajang try out bagi tim handball Indonesia. Dengan harapan, saat tampil di kejuaraan Asia dan Dunia mampu mengimbangi lawan-lawannya.
Tokoh olahraga asal Pontianak Kalbar itu berharap adanya peranan dan bantuan pemerintah, KONI maupun KOI terhadap pembinaan atlet yang akan tampil di event internasional. Karena semua atlet yang tampil diluar negeri, bukan saja membawa nama pribadi, dan organisasi, namun murni mengatasnamakan negara dan bangsa.
“Karena kejuaraan bola tangan Asean kali ini dijadikan acuan menuju SEA Games 2025 yang rencananya digelar di Thailand,” lanjutnya.
Menurut Zulfidar, bila bola tangan pantai lebih padat dipertandingkan di kawasan Asean, Asia dan dunia. Karenanya sudah seharusnya saat PON digelar bola tangan pantai juga harus dipertandingkan, selain bola tangan indoor.
Bahkan dalam olahraga bola tangan pantai Indonesia sudah menggekar Asian Beach Games di Bali tahun 2008 dan kini tahun 2023 akan menggelar Asian Beach Games di Jakarta dan World Beach Games di Bali.
“Dengan begitu program pembinaan harus berjenjang mulai bawah. Bahkan tidak boleh tidak lagi dipertandingkan di PON, agar prestasi atlet memiliki jenjang menuju dunia, ” jelas Zulfydar.
