DEKANDIDAT.ID – Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarabi memperkirakan bisa terjadi kawin paksa parpol di menit-menit akhir pendaftaran Capres-Cawapres 2024. Kalau elektabilitas Anies-Cak Imin elektabilitasnya justru turun, bukan mustahil pasangan ini bisa bubar.
“Kalau misalnya pasangan Anies-Cak Imin bubar kemana arahnya? Meskipun PKS sulit bergabung dengan PDIP atau apakah Nasdemakan bergabung ke Prabowo, sementara sudah ada Demokrat, namun di menit-menit akhir sering terjadi ‘kawin paksa’,” tegasnya.
Karena sudah tak ada pilihan lagi, lanjutnya, sudah di menit-menit akhir, mereka harus mengambil langkah untuk mendukung salah satu pasangan calon. “Tergantung pihak mana yang akan membuka diri. Apakah pihak Ganjar membuka diri terhadap PKS dan Nasdem atau dari pihak Prabowo.
Adjie menjabarkan, per hari ini tidak bisa memungkiri bahwa dari tiga poros ini masih mungkin terjadi perubahan-perubahan. “Sempat ada isu yang beredar ada kemungkinan bergabung. Bahkan ada info Pak Jokowi ingin kedua tokoh ini bergabung. Dari dulu isu ini memang kuat. Namun dari pernyataan Megawati di Rakernas PDIP, Poros Ganjar dan Poros Prabowo akan sulit menyatu. Apakah Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar. Keduanya sudah final, masing-masing punya capres sendiri.”
Pemilih NU Sulit
Menyoal pemilih NU, Adjie melihat pemilih NU agak sulit diarahkan untuk mendukung pasangan tertentu. “Saya pikir agak sulit bila pemilih NU atau PKB, terutama pemilih NU, diarahkan memilih hanya satu pasangan tertentu. Kita ingat Pemilu 2004 dan 2009, 2004 terutama, banyak tokoh NU yang maju sebagai cawapres. Pemilu 2004, Pak SBY berpasangan dengan Pak JK, Ibu Mega berpasangan dengan Hasyim Muzadi, tokoh dan mantan Ketum PBNU, pasangan yang lain Wiranto berpasangan dengan Sholahudin Wahid, tokoh NU juga. Tapi hasilnya SBY/JK mendapat suara yang signifikan di Jawa TImur. Padahal kader NU-nya Pak JK kalah dibanding Hasyim Muzadi maupun Solahudin Wahid,” ujar Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur.
“Secara umum, pemilih NU tidak terlalu terpengaruh pada kadar NU tokoh yang maju. Pengaruh tokoh yang maju, terutama capresnya sangat penting bagi pemilih NU. Meskipun Cak Imin kadar NU nya kuat, namun pemilih NU akan melihat siapa tokoh yang maju,” jelasnya.